RESENSI BUKU
Judul buku :
Teori Ekonomi Mikro
Penulis :
Prathama Rahardja
Mandala Manurung
Penerbit :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Tahun terbit :
Juli 2004, Edisi Ketiga
Deskripsi Fisik :310
halaman ; 26cm
ISBN :
979-9242-05-3
SINOPSIS
Buku ini bertujuan memberikan
pengenalan tentang konsep-konsep dasar ilmu mikroekonomi, yaitu antara lain
mengenai mekanisme pasar,perilaku konsumen, teori produksi dan biaya, serta
struktur pasar (berbagai bentuk pasar). Dibahas pula mengenai pasar factor
produksi, barang public dan eksternalitas, serta teori distributor pendapatan
dan kemiskinan. Buku ini disusun dengan mengacu pada Silabus Pengantar Ekonomi
Mikro yang dibuat oleh Tim Konsorsium Ilmu Ekonomi, selain juga Silabus
Pengantar Ekonomi 1 (Ekonomi Mikro) di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Buku ini terdiri dari 15 bab, bab
1 pendahuluan, bab 2 mekanisme pasar yaitu mengenai permintaan dan penawaran,
bab 3 itu tentang konsep elastisitas, bab 4 mengenai teori perilaku konsumen,
bab 5 mengenai teori produksi, bab 6 mengenai teori biaya produksi, bab 7
mengenai memaksimumkan laba, bab 8 mengenai pasar persaingan sempurna, bab 9
mengenai pasar monopoli, bab 10 mengenai pasar persaingan monopolistic, bab 11
mengenai pasar oligopoly, bab 12 mengenai pasar factor produksi khususnya yaitu
tenaga kerja dan tanah,bab 13 mengenai keseimbangan umum dan kesejahteraan
ekonomi, bab 14 mengenai barang public dan eksternalitas,dan bab 15 ini
membahas mengenai teori distribusi pendapatan dan kemiskinan.
TENTANG PENULIS
Prathama Rahardja, dilahirkan di
Pati, Jawa Tengah. Menyelesaikan kuliah di jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada tahun 1980, dengan
meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E). Pada tahun 1983-1985 melanjutkan studi di
School of Economics, university of the Philipines, Quezon City, Filipina.
Selain itu, juga memperdalam Ilmu Kebijakan Publik (Public Policy) di Program
Pascasarjana, Universitas Indonesia. Di almamaternya, Fakultas Ekonomi
UI,menjadi staf pengajar di program S1, Program Ekstensi, dan Program D3
Akuntansi. Ia juga mengajar di Program Pascasarjana STIA Lembaga Administrasi
Negara. Saat ini menjadi anggota Majelis Wali Amanat (MWA) UI-BHMN, periode
2001-2006.
Mandala Manurung,dilahirkan di Medan,
Sumatera Utara. Kuliah di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, dan berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
pada tahun 1989. Studinya dilanjutkan di Program Pascasarjana, Universitas
Indonesia,bidang ilmu Ekonomi Perencanaan,dengan tesisnya tentang Perekonomian
Indonesia (Analisis New Keynesia Economics). Kini aktif di almamaternya,
Fakultas Ekonomi UI, dengan menjadi dosen mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
Non Bank. Selain itu juga menjadi pengajar Pengantar Ilmu Ekonomi dan Sistem
Ekonomi Indonesia di Program S1 dan Program Ekstensi FISIP-UI serta mengajar
mata kuliah Teori Ekonomi Makro untuk Kebijakan Publik dan Ekonomi Publik pada
Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik (MPKP) Universitas Indonesia.
RESENSI FILM
Judul Film : Habibie & Ainun
Sutradara : Faozan Rizal
Produser : Dhamoo Punjabi
Manoj Punjabi
Penulis : Ginatri S. Noer
Ifan Adriansyah Ismail
Pemeran : Reza Rahardian
Bunga
Citra Lestari
Musik : Andi Rianto
Studio : MD Pictures
Distribusi : MD Pictures
Tanggal rilis : 20 Desember 2012
Lokasi : Jakarta
Durasi : 118 menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Bahasa Indonesia
Bahasa Jerman
Sutradara
Faozan Rizal mencoba mengisahkan perjalanan cinta ke dalam sebuah film yang
berdurasi 118 menit yaitu perjalanan cinta dari salah satu Presiden RI yang
sangat mencintai tanah air Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie dengan almarhumah
istrinya Ibu Ainun, yang tertulis dalam novel karya beliau, Habibie dan Ainun.
Sang sutradara,
Faozan Rizal, merupakan salah satu pembuat film Indonesia yang mencintai media
film. Sutradara kelahiran tahun 1973 yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah, ini
juga bekerja sebagai actor, penata sinematografi dan mengajar di Fakultas
Fotografi, Televisi dan Film Institut Kesenian Jakarta. Karya-karya Faozan
Rizal telah ditampilkan dalam berbagai festival internasional seperti Singapore
International Film Festival, Eksperim[E]nto Film & Video Festival 2004
Filipina, Cinemanila International Film Festival dan Emirates Film Competition.
Kisahnya dimulai
ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka memang bersekolah di tempat yang
sama. Habibie yang akhirnya melanjutkan kuliah di Jerman terpaksa harus pulang
ke Indonesia karena penyakit Tubercolosis yang dideritanya. Tapi dari situlah
cerita cinta Habibie dan Ainun berlanjut. Habibie akhirnya dipertemukan kembali
dengan Ainun lewat kue yang harus diantarkannya ke rumah Ainun. Walaupun banyak
anak pejabat tinggi yang menyukai Ainun, tapi Ainun lebih memilih Habibie dan
hidup bersama dengannya.
Setelah
menikah, mereka pergi ke Jerman. Disana Habibie menyelesaikan studi S3-nya dan
berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa membuat sebuah pesawat anak
bangsa seperti janji yang pernah
diucapkan olehnya ketika sakit. Sampai akhirnya, Habibie memiliki kesempatan
untuk bisa mewujudkan mimpinya. Ia diberi kesempatan untuk membuat pesawat
terbang di negerinya sendiri. Setelah menjadi wakil Dirut IPTN, kemudian ia
diangkat menjadi menteri, kemudian menjadi wakil presiden dan akhirnya menjadi
presiden menggantikan Soeharto yang lengser dari jabatannya.
Setiap
kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang ingin mengabdikan
diri pada Negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi sempat menghabiskan
waktu dengan keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak. Tidurpun
hanya 1 jam setiap harinya. Ketika Habibie tak mencalonkan diri sebagai
presiden di pemilu berikutnya, ia pun kembali ke Jerman bersama dengan Ainun.
Disana mereka hidup lebih tenang dan damai. Tapi ketenangan dan kedamaian itu
tak bertahan lama. Ainun yang divonis menderita kanker ovarium stadium 4,
memaksakannya harus dirawat di rumah sakit dan menjalankan operasi
berkali-kali. Selama sakit, Habibie dengan setia merawat Ainun dan menjaganya sampai
Ainun menutup mata untuk selama-lamanya.
Kisah
perjalanan cinta Habibie dan Ainun ini mampu menarik perhatian jutaan
masyarakat Indonesia maupun luar negeri. Saat film ini dirilis pertama kali,
langsung mencuri perhatian di kalangan masyarakat. Pada hari ketiga sejak
penayangan perdana film ini, film ini ditayangkan pada 241 layar film di
Indonesia. Film yang mengisahkan perjalanan hidup Bapak BJ Habibie ini
mengandung banyak nilai-nilai kehidupan, baik nasionalisme, ketulusan, sejarah
tokoh besar bangsa Indonesia, pemikiran seorang ilmuwan,motivasi hidup yang
membara, maupun nilai social. Faozan berhasil membawakan kisah ini dengan baik.
Ia mampu menampilkan isi cerita yang ditulis langsung oleh Bapak BJ Habibie ke
dalam film. Actor yang dipilihnya yaitu Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari
sangat cocok memerankan karakter Habibie dan Ainun. Ketika proses pembuatan
film ini, Bapak BJ Habibie sendiri juga memberikan saran kepada sang sutradara.
Pak Habibie menginginkan film ini bisa menjadi contoh film yang berkarakter
bangsa. Film ini sangat cocok untuk ditontonkan oleh semua kalangan, mulai dari
anak-anak sampai orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar