MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini terbentuk karena adanya sebuah keinginan dari
para pemimpin ASEAN untuk mewujudkan pusat perdagangan kawasan terintegrasi
sebagai wujud komitmen untuk menciptakan dan meningkatkan pembangunan komunitas
ASEAN dalam menghadapi tantangan global. Globalisasi telah menjadi topik yang banyak
diperbincangkan di sekitar kita, umumnya secara antusias dan bersemangat, namun
kadang dibayangi oleh kekhawatiran dan kekecewaan. Globalisasi, yang tidak lain
berarti integrasi ekonomi secara menyeluruh, akan segera menampakkan bentuknya
di mata negara-negara ASEAN dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Pembentukan MEA tak lepas dari semakin meningkatnya kerjasama
ekonomi antar Negara ASEAN. Tercatat sejak tahun 2003 perdagangan intra-ASEAN
telah mengalami kenaikan volume secara terus menerus.
Hal
ini menjadi pemicu integrasi ekonomi yang lebih erat diantara Negara-negara
ASEAN. Selain itu pembentukan MEA disebabkan adanya dinamika eksternal maupun
dinamika internal.
1.
Dinamika eksternal
· Terdapat kecenderungan perubahan
lingkungan strategi global yang menuntut Negara-negara di dunia untuk
senantiasa meningkatkan daya saingnya.
· Pada tataran regional, terdapat gerakan
kearah pengintegrasian kekuatan ekonomi yang berbasis pada pasar tunggal
(single market) dan produksi tunggal yang terintegrasi (simple production).
· Munculnya china dan india sebagai
kekuatan ekonomi dunia yang merubah arsitektur perdagangan dunia, khususnya di
kawasan Asia Timur.
2.
Dinamika Internal
·
Potensi pasar yang cukup besar
·
Pertumbuhan kerjasama Ekonomi masih
cukup rendah dibandingkan dengan potensi yang dimiliki.
·
Implementasi AFTA masih sangat rendah
Pembentukan
MEA 2015 bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN lebih stabil, sejahtera dan
sangat kompetitif, dimana terdapat kebebasan lalu lintas barang, jasa,
investasi, modal, pembangunan ekonomi yang merata dan mengurangi tingkat
kemiskinan serta kesenjangan social ekonomi pada tahun 2015.
MEA
2015 menjadi wadah dalam mengembangkan berbagai macam inovasi dalam bidang
teknologi informasi, ekonomi, sosial-budaya dan dalam segala bidang lainnya
untuk memproduktivitaskan keahlian sumber daya manusia yang unggul dan
kompeten. MEA 2015 memberikan wajah baru dalam perkembangan ekonomi khususnya
di kawasan ASEAN sendiri untuk tetap menjadi basis ekonomi yang handal dan
dapat bersaing dengan Negara lain. Sebagai seorang mahasiswa, saya menilai
kedatangan MEA 2015 ke dalam berbagai aspek yang mempengaruhi perkembangan
berbagai macam bidang khususnya bidang ekonomi, sangat membantu untuk membuka
pemikiran, wawasan, ide , gagasan serta implementasi ke arah maju untuk
meningkatkan keahlian dan potensi diri agar dapat bersaing dengan lulusan
terbaik dari seluruh akademisi masing-masing Negara ASEAN.
Setelah
lulus nanti, setiap orang akan dihadapkan dengan pilihan apakah ingin menjadi
job seeker atau menjadi job creator, dan jika sudah memilih, kita pasti akan
dihadapkan dengan ancaman atau resiko yang akan terjadi nantinya, salah satu
ancaman kita sekarang adalah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dalam artikel ini
saya akan mendeskripsikan bagaimana strategi menghadapi MEA jika saya menjadi
job seeker dan menjadi job creator.
Job
seeker disebut juga sebagai pencari pekerjaan, ini merupakan langkah awal
seseorang yang ingin bekerja di perusahaan besar maupun kecil, karena banyak
orang menilai menjadi job seeker merupakan hal yang mudah karena tidak perlu
mengeluarkan modal yang besar untuk membuka usaha. Menjadi job seeker cukup
dengan melamar pekerjaan di perusahaan yang diinginkan. Jika saya menjadi
seorang job seeker, strategi yang akan saya lakukan untuk mengahadapi MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) yaitu:
1. Saya
akan memperdalam ilmu pengetahuan, karena persaingan dalam mencari pekerjaan
pasti akan lebih ketat.
2. Bersikap
lebih percaya diri, hal ini dilakukan agar kita tidak minder dengan MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN).
3. Meningkatkan
keahlian yang saya miliki sekarang lalu akan diimplementasikan menjadi berbagai
macam keahlian yang lainnya sebagai modal saya untuk bersaing dalam dunia kerja
ke depan terutama untu menembus pasar bebas MEA 2015 yang ada sekarang.
4. Belajar
beberapa bahasa asing sehingga memungkinkan saya agar bisa bersaing dengan
orang - orang dari negara lain yang mencari pekerjaan di Indonesia.
5. Saya
juga harus memiliki visi global yang tadinya job seeker akan mencoba menjadi
job creator yang memiliki daya saing ditingkat global.
Selain
menjadi job seeker, salah satu cita – cita saya adalah menjadi seorang job
creator yang artinya pembuat pekerjaan atau biasa disebut wirausaha. Saya ingin
membuka sebuah usaha dan bisa membantu orang lain untuk bekerja dan bergabung
di usaha saya nantinya. Jika saya menjadi job creator, strategi yang akan saya
lakukan untuk mengahadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yaitu:
- Harus siap dengan resiko - resiko yang akan terjadi nantinya, karena nanti pesaing semakin banyak dari negara ASEAN, maka dari itu resiko akan lebih besar dan akan lebih sering terjadi.
- Harus mawas diri dengan para pesaing yang memiliki usaha yang sama dari negara bagian ASEAN.
- Harus memiliki ide - ide yang unik yang inovatif dan kreatif yang jarang ditemui karena akan menjadikan ciri khas perusahaan saya nantinya.
- Jika saya perusahaan produksi maka harus menghasilkan kualitas yang bagus dan harga yang terjangkau sehingga konsumen tertarik dan membeli produk dari usaha yang akan saya tekuni nantinya.
Menurut
saya menjadi seorang job seeker atau job creator adalah sebuah pilihan yang
harus dipilih sejak dini, agar setelah lulus kita tidak kehilangan ide jika
ingin menjadi job creator dan tidak kalah saing jika ingin menjadi orang job seeker.